Pages

MARHABAN

Rabu, Desember 31, 2008

Evaluasi PAI Dilakukan dalam Bentuk UASBN

BANDUNG, (PR).-
Selama ini evaluasi pengajaran pendidikan agama Islam (PAI) baru dilakukan dalam bentuk ujian akhir sekolah (UAS) dengan standar isi dan kelulusan yang berbeda pada setiap daerah. Akibatnya, masih ada beberapa daerah yang standar isi dan kelulusannya jauh di bawah standar nasional.

Oleh karena itu, mulai 2009 rencananya evaluasi PAI dilakukan dalam bentuk UAS berstandar nasional (BN) di setiap tingkat satuan dan jenjang pendidikan.

Hal tersebut mengemuka dalam seminar sehari "Reorientasi dan Reorganisasi Kurikulum PAI Berbasis Alkuran Bertema Ibadah dalam Membangun Karakter Bangsa" di Aula Redaksi "PR" Jln. Soekarno-Hatta 147 Bandung, Sabtu (27/12).

Hadir dalam acara tersebut Ketua National Education Strategic Studies (NESS) Hari Suderadjat dan jajarannya, perwakilan dari Direktorat PAI Sekolah Departemen Agama (Depag) RI, Kasubdin Bina Program Dinas Pendidikan Jawa Barat (Jabar) Asep Hilman, perwakilan Kantor Wilayah Depag Jabar, Sekretaris Perusahaan Pikiran Rakyat Herman Saputra, Kepala Humas Pikiran Rakyat Asep S. Bakrie, Akademisi Pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Chaedar Alwasilah, serta jajaran guru KKG/MGMP PAI se-Jabar.

"Saat ini kami sedang mengkaji siapa penyusun standar nasional dan penilainya. Tahun 2009 diharapkan sudah mulai diterapkan, meskipun belum pada semua tingkat satuan pendidikan," ujar Kasi Kurikulum dan Evaluasi Direktorat PAIS Depag RI Halfian Lubis.

Saat ditanya mengenai kesiapan sekolah, Halfian menuturkan, UAS PAI bukan hal yang baru. "Bedanya, kita sesuaikan dengan standar nasional," kata dia.

Nantinya, kata Halfian, pemerintah pusat bertugas menyusun kisi-kisi soal, sementara pembuatan soal diserahkan kepada Kanwil Depag bekerja sama dengan Disdik kota/kabupaten. (A-167)***

Sabtu, Desember 20, 2008

Ujian Nasional 2009

Sekedar info untuk Bapak Ibu Guru Berdasarkan kesepakatan bersama (BSNP, Depdiknas, dan Depag) diputuskan jadwal Ujian Nasional sebagai berikut :
- SMA/MA (20 — 24 April 2009)
- SMP/Mts (27 - 30 April 2009)
- SD/MI (12 — 14 Mei 2009)
- SMK/SMALB (20 — 22 April 2009)

Bapak Ibu bisa download tentang Ujian nasional SD, SMP atau SMA termasuk skl ujian nasional di dalam kisi-kisi ujian nasional 2008/2009

Silahkan Copy Link ini ke jendela baru :

http://www.puspendik.com/ver2/file/un09/permen.zip

http://www.puspendik.com/ver2/file/un09/pos.zip

Minggu, Desember 14, 2008

58.489 Guru Jabar Tak Layak Mengajar

RADJIMAN,(GM)- Sekitar 15% atau 58.489 guru di Jawa Barat tidak layak mengajar karena latar belakang pendidikannya di bawah sarjana (S1). Saat ini, jumlah guru di Jabar yang terdaftar di Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar sebanyak 389.921 guru.

"Kalaupun ada yang S1, namun bukan sarjana kependidikan atau non-guru," ungkap Kepala Subdin Bina Program Disdik Jabar, Drs. Asep Hilman, M.Pd. kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (1/12).

Melihat kondisi tersebut, Asep berharap pemerintah pusat meninjau kembali kebijakan menjadikan profesi guru sebagai profesi terbuka. Apalagi profesi terbuka ini diberikan kepada 120.000 sarjana eksakta.

"Saya kira kebijakan tersebut harus ditinjau ulang, karena masih banyak guru yang tidak layak dan kompetensinya harus ditingkatkan sesuai Undang-undang (UU) No. 14/2005," ujarnya.

Dalam UU tersebut, kata Asep, pendidikan akhir seorang guru minimal harus S1, itu pun harus sarjana pendidikan. Namun pada kenyataannya, banyak guru di Jabar yang berasal dari sarjana non-kependidikan, bahkan ada yang belum sarjana.

"Akibatnya, banyak guru di Jabar yang tidak layak mengajar. Namun, kondisi tersebut bukan berarti pendidikan di Jabar terbelakang," ujarnya.

Asep mengusulkan agar pemerintah pusat segera meningkatkan kompetensi guru yang tidak layak menjadi guru yang layak. "Sebenanya banyak program yang bisa digunakan untuk meningkatkatkan kualifikasi guru, jangan seperti program terbuka," ujarnya.

Pasalnya, lanjut Asep, untuk menjadi seorang guru banyak aspek yang harus ditempuh, seperti aspek pedagogi dan psikomotor. Aspek-aspek tersebut tidak bisa begitu saja ditempuh walaupun dengan 40 satuan kredit semester (SKS).

"Khusus aspek pedagogi dan psikomotor tidak mungkin ditempuh dalam waktu singkat. Selain itu, untuk menjadi seorang guru harus memiliki pengalaman dan rasa keinginan untuk mengajar," paparnya.

Data lulusan

Berdasarkan data guru yang diperoleh "GM", guru SD sebanyak 172.707 orang dengan latar belakang pendidikan mulai dari SMA- S1. Dari jumlah itu, 96.086 guru di antaranya dinyatakan tidak layak karena ijazahnya masih setara SMA atau D2. Sedangkan guru madrasah ibtidaiah (MI) sebanyak 20.623 orang, 6.279 di antaranya berijazah D2 dan 266 berijazah D3.

Guru SMP berijazah SMA sampai S1 dan S2 sebanyak 78.582 orang. Sebanyak 47.708 orang di antaranya dari sarjana keguruan (kependidikan), 4.905 S1 non-keguruan, 1.333 S2, dan sekitar 24.636 orang non-S1 (tidak layak).

Guru madrasah tsanawiah (MTs) di Jabar sebanyak 39.614 orang. Dari jumlah itu, 18.161 orang lulusan S1 keguruan, 2.829 lulusan S1 non-keguruan, 1.843 orang lulusan S2, dan 16.787 orang berijazah SMA.

Guru SMA di Jabar sebanyak 35.731 orang, 25.756 orang lulusan S1 keguruan, 2.988 orang lulusan S1 non-keguruan, dan 670 orang lulusan S2. Sisanya 6.317 lulusan non-S1. Kemudian guru MA 15.426 orang. Sebanyak 5.483 orang di antaranya lulusan S1 keguruan, 1.752 orang lulusan S1 non-keguruan, 1.315 orang lulusan S2, dan sisanya 6.876 nonsarjana.

Kamis, Desember 04, 2008

FENOMENA ALAM MENGHIASI MALAM



Awal bulan Desember 2008 di kota Padang dan sekitarnya diwarnai pemandangan langka. pada senin malam (1/12), sekitar pukul 19.30 WIB langit Padang dihiasi bulan sabit tersenyum.



Fenomena alam yang berlangsung sekitar beberapa jam tersebut menjadi tontonan dan buah bibir bagi warga kota.Tanpa dikomando, sebagian besar warga keluar rumah menyaksikan bulan yang terbit di Barat itu. Seperti halnya warga di sekitar tepi pantai Padang kawasan Danau Cimpago, misalnya. Beberapa warga menyebutkan fenomena tersebut lahir sekali 15 tahun.

Edi, 36, salah seorang warga yang ditemui Padang Ekspres mengatakan bulan sabit tersebut berpengaruh pada keadaan angin susah diterka dan gelombang laut menjadi pasang.Angin yang berhembus adalah angin barat daya dan angin selatan. “Angin ini bagi orang pantai dianggap angin jahat. Sebab, para nelayan yang kelaut sulit mengendalikan perahunya. Bahkan sarat dengan risiko dihempas gelombang,” ulas Edi.Sample Image Begitu juga dengan gelobang laut.

Menurut Edi sekitar pukul 18.00 WIB sampai 23.00 WIB terjadi pasang naik, pukul 23.00 WIB sampai 03.00 WIB pasang surut secara normal, kemudian pukul 09.00 WIB hingga 18.00 WIB gelombang laut kembali naik. Menurut para nelayan kejadian seperti itu menyulitkan nelayan mendapatkan ikan.

Staf Hisab Rukyat dari Kanwil Departemen Agama Ihsanul Fikri mengatakan kejadian tersebut memang aneh dan baru kali ini terjadi. Menurutnya bulan sabit laksana tersenyum itu disebabkan faktor posisi bulan berada di tengah-tengah antara dua planet dan agak kebawah.

Hanya saja jenis planetnya belum dipastikan. Biasanya bulan itu berada di tengah-tengah dua planet, Mars-Jupiter atau Venus-Merkerius. “Yang jelas posisi bulan itu tidak lagi berada di samping planet seperti bagaimana biasanya,” kata alumni Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang itu.

Dari obeservasi Ihsanul beberapa waktu lalu, kejadian posisi bulan seperti itu pernah terjadi pada 6 Agustus 2008 silam. Waktu itu terjadi pergantian bulan hijriah dari Rajab ke Sa’ban. Sedangkan pada fenomena kali ini diyakini Ihsanul sebagai tanda pergantian bulan antara Dzulqaidah ke Zulhijjah. Kendati demikian, Ihsanul menegaskan hal tersebut tidak berpengaruh pada iklim. Sebab yang mempengaruhi iklim yakni terjadi pada bulan purnama, bukan bulan sabit. “Bulan sabit itu hanya memberikan kesan keindahan, karena seperti tersenyum,” kata Ihsanul mengakhiri.

Sumber: http://karodalnet.blogspot.com/2008/...m-di-kota.html